“To Preserve the Tradition Well”: An Interview with Mamady Keïta, Master Djembefola of the Malinke” oleh Tanya Y. Price (2015) menyajikan wawasan mendetail mengenai teknik pengajaran inovatif yang digunakan oleh master djembefola (pemain djembe master) Mamady Keïta, tokoh terkemuka dalam dunia drumming Afrika Barat. Melalui format wawancara, Price mengungkap bagaimana metode Keïta telah berkontribusi secara signifikan pada penyebaran global dan evolusi pedagogis drumming djembe, memastikan pelestarian ritme tradisional sambil membuatnya dapat diakses oleh audiens internasional yang lebih luas.
Latar Belakang Mamady Keïta:
Mamady Keïta, lahir pada tahun 1950 di Balandugu, Guinea, adalah master terhormat dari djembe, instrumen yang berada di jantung tradisi musik suku Malinke di Afrika Barat. Karya hidupnya adalah untuk memelihara dan melindungi warisan musikal etniknya, sambil juga berinovasi dalam tradisi untuk memfasilitasi pembelajaran lintas budaya.
Elemen Kunci dari Teknik Pengajaran Keïta:
Instruksi Sistematis:
Salah satu kontribusi Keïta yang menonjol untuk pendidikan djembe adalah pengembangannya terhadap pendekatan sistematis dalam mengajar. Mengenali gaya belajar dari beragam siswanya, yang mencakup individu dari latar belakang Barat dan Jepang, Keïta telah menyesuaikan metode pengajaran tradisional untuk cocok dengan audiens internasional. Pendekatan ini melibatkan pemecahan ritme kompleks menjadi komponen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola, memungkinkan siswa untuk secara bertahap memahami kehalusan pola drumming Malinke.
Penciptaan Solos Originaux:
Keïta telah menggubah dua belas “solos originaux,” atau solo orisinal, secara khusus dirancang untuk mengajarkan orang Barat frase ritmis yang menyertai langkah tarian tradisional. Solo ini berfungsi sebagai alat pendidikan yang tidak hanya memfasilitasi penguasaan teknis dan pemahaman ritmis, tetapi juga membenamkan siswa dalam konteks budaya ritme tersebut. Dengan demikian, Keïta menjembatani kesenjangan antara akuisisi keahlian teknis dan penghargaan budaya.
Penekanan pada Konteks Budaya:
Aspek signifikan dari pengajaran Keïta adalah penekanannya pada konteks budaya sekitar setiap ritme. Dia mendidik siswanya tentang asal-usul, makna, dan penggunaan tradisional ritme yang mereka pelajari, memupuk hubungan yang lebih dalam dengan musik dan akar budayanya. Pendekatan holistik ini memastikan bahwa siswa memperoleh lebih dari sekadar kemahiran teknis; mereka memperoleh penghargaan untuk warisan budaya yang kaya dari djembe.
Workshop dan Pertunjukan Global:
Keïta telah banyak bepergian, menyelenggarakan workshop dan pertunjukan di seluruh dunia. Acara-acara ini berfungsi sebagai platform untuk pertukaran budaya dan pembelajaran, membawa tradisi drumming Malinke ke audiens global. Melalui upaya pengajaran internasionalnya, Keïta telah membina komunitas global penggemar djembe yang bersatu oleh cinta mereka terhadap instrumen dan musiknya.
Kesimpulan:
Wawancara Tanya Y. Price dengan Mamady Keïta menggambarkan pendekatan inovatif sang master djembefola dalam mengajar dan melestarikan tradisi djembe. Metodologi Keïta mencerminkan komitmen mendalam terhadap tradisi yang dikombinasikan dengan perspektif ke depan yang berusaha membuat drumming Malinke dapat diakses dan relevan bagi audiens global. Karyanya merupakan contoh bagaimana bentuk seni tradisional dapat dilestarikan dan disesuaikan, memastikan kelangsungan hidup dan relevansinya yang berkelanjutan di dunia yang berubah.